Berita Hawzah– Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Ibrahimi, seorang ustadz hawzah ilmiah dan pakar agama, pada peringatan wafat Imam Ali bin Muhammad Al-Naqi Al-Hadi 'alaihissalam, membahas dimensi kepribadian dan warisan abadi Imam mulia ini. Beliau menekankan bahwa warisan agung Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam, yaitu Ziarah Jami’ah Kabirah, harus mendapat perhatian khusus. Ziarah ini adalah pusaka berharga untuk membimbing generasi mendatang dan memperbaiki pemahaman tentang kepemimpinan para Imam (Imamah).
Ziarah Jami’ah Kabirah: Warisan Abadi Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam
Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Ibrahimi menekankan di awal pembicaraannya bahwa Ziarah Jami’ah Kabirah mengandung banyak pelajaran bagi pengikut mazhab Ahlulbait 'alaihimussalam. Ziarah ini mengajarkan secara indah tata cara salam, doa, tawassul, dan penjelasan tentang posisi para Imam. Mengenai otoritas sanadnya, beliau menambahkan bahwa tokoh-tokoh besar seperti Syaikh Saduq, Syaikh Thusi, Allamah Majlisi, dan Ayatullah Boroujerdi menegaskan kebenarannya. Bahkan Ayatullah Jawadi Amuli menekankan bahwa karena isi yang luar biasa, ziarah ini tidak mungkin diterbitkan oleh selain Imam yang maksum.
Panduan Etika Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam untuk Masyarakat Masa Kini
Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Ibrahimi menyoroti praktik hidup Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam sebagai resep etis yang relevan bagi masyarakat saat ini dan mendatang. Beliau merujuk pada sebuah riwayat dimana Imam menegur seorang yang memuji dan menyanjungnya dengan tujuan mencari keuntungan, menekankan bahwa perilaku seperti ini menimbulkan prasangka buruk. Pendekatan ini menjadi pelajaran penting untuk menjauhi sanjungan yang berlebihan dan menjaga kesehatan hubungan sosial dalam masyarakat.
Peran Keilmuan Imam dalam Menjawab Tantangan dan Keraguan Zaman
Beliau menjelaskan bahwa Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam dengan wawasan yang luas dan mendalam mampu menjawab keraguan dan pertanyaan-pertanyaan pada masanya. Misalnya, ketika Ibn Sikkit bertanya mengapa mukjizat setiap nabi berbeda, Imam menjawab bahwa Allah Swt mengutus setiap nabi dengan mukjizat yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan zaman mereka. Selain itu, beliau menegaskan bahwa “akal sehat” menjadi hujjah (alat bukti) bagi manusia pada masa ghaibah, yang memungkinkan seseorang dapat membedakan kebenaran dari kebohongan.
Kewaspadaan Imam Terhadap Perbuatan Manusia
Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Ibrahimi menekankan bahwa kesadaran lengkap Imam maksum terhadap segala hal yang nyata maupun tersembunyi memberikan dampak pertumbuhan spiritual dan pengawasan diri bagi para mukmin. Sebagai contoh, diceritakan bahwa Abu Hasyim Ja’fari datang mengadu tentang kesulitan hidupnya kepada Imam, namun sebelum permintaannya diajukan, Imam mengingatkannya pada nikmat iman, kesehatan, dan hidup sederhana, sehingga menumbuhkan rasa syukur dan kemudian memenuhi kebutuhannya.
Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Ibrahimi menekankan bahwa kita harus memanfaatkan warisan ilmiah, etika, dan spiritual Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam sebagai pedoman untuk kehidupan pribadi maupun sosial.
Your Comment